Teraspos.id, Tangerang Selatan, – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) menegaskan komitmennya untuk meningkatkan infrastruktur di tahun 2025. Dua fokus utama yang akan dikerjakan adalah pembangunan flyover serta penanganan banjir di berbagai titik rawan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Tangsel, Robbi Cahyadi, usai acara Forum Lintas OPD, Kamis (28/2).
Menurut Robbi, kemacetan masih menjadi salah satu masalah utama di Tangerang Selatan. Oleh karena itu, Pemkot Tangsel berencana membangun flyover UPJ serta melakukan pelebaran jembatan di atas tol guna mengurangi kepadatan lalu lintas.
“Di tahun 2025, salah satu proyek yang akan dilaksanakan adalah pembangunan flyover UPJ untuk mengurangi kemacetan, termasuk pelebaran jembatan di atas tol,” ujar Robbi.
Selain itu, Pemkot juga akan memulai proses pembebasan lahan untuk pembangunan flyover Pasar Serpong yang akan dikerjakan bersama pemerintah provinsi.
“Flyover Pasar Serpong dibangun di atas jalan provinsi, sehingga konstruksinya akan dikerjakan oleh pemerintah provinsi. Namun, untuk pembebasan lahan, pendanaan akan ditanggung oleh Pemkot Tangerang Selatan,” jelasnya.
Flyover Pasar Serpong dirancang memiliki dua lajur dengan lebar sekitar tujuh meter. Robbi menyebut bahwa lebar ini menyesuaikan dengan keterbatasan lahan yang tersedia di sekitar proyek.
“Flyover ini akan memiliki dua lajur dengan lebar sekitar tujuh meter, menyesuaikan dengan keterbatasan lahan yang tersedia,” tambahnya.
Selain proyek jalan layang, Pemkot Tangsel juga akan melanjutkan upaya penanganan banjir di berbagai titik yang selama ini sering terdampak genangan air.
“Sementara itu, penanganan banjir akan terus dilanjutkan di beberapa titik, seperti Villa Dago Tol, Pisok, dan Kricang,” ungkap Robbi.
Pembangunan long storage juga menjadi bagian dari strategi pengendalian banjir yang akan dilakukan pada tahun 2025. Robbi menekankan pentingnya sistem pompa yang terintegrasi untuk memaksimalkan fungsi long storage dalam mengatasi genangan.
“Pembangunan long storage juga akan diselesaikan, termasuk integrasi dengan sistem pompa, karena masih ada beberapa titik yang memerlukan tambahan pompa,” katanya.
Target penurapan sungai juga menjadi perhatian. Dari 14 titik yang tersisa, sekitar 8–10 titik akan ditangani tahun ini. Namun, Robbi mengingatkan bahwa pengerjaan proyek di setiap titik memerlukan waktu bertahap.
“Tahun ini, dari total 14 titik yang tersisa, ditargetkan akan ditangani sekitar 8–10 titik. Namun, pembangunan di setiap titik tidak bisa langsung selesai dalam satu tahun, melainkan dilakukan secara bertahap,” jelasnya.
Salah satu contoh proyek yang membutuhkan waktu lebih lama adalah Taman Mangu, yang direncanakan selesai dalam dua tahun ke depan.
“Contohnya, proyek di Taman Mangu yang memerlukan dua tahun untuk penyelesaian, dengan beberapa pekerjaan seperti pemasangan pompa yang baru dapat dilakukan di tahun berikutnya,” lanjutnya.
Namun, beberapa titik penanganan banjir masih bergantung pada kebijakan pemerintah pusat, terutama untuk kawasan yang masuk dalam wilayah konservasi Sungai Cisadane.
“Beberapa titik yang belum bisa diselesaikan sepenuhnya merupakan kewenangan pusat, seperti Pesona Serpong yang berada di wilayah aliran Sungai Cisadane,” kata Robbi.
Ia menjelaskan bahwa Sungai Cisadane telah ditetapkan oleh Kementerian PUPR sebagai daerah konservasi. Hal ini menyebabkan adanya batasan dalam penggunaan material konstruksi tertentu di bantaran sungai.
“Sungai ini ditetapkan oleh Kementerian PUPR sebagai daerah konservasi, sehingga bantaran sungainya tidak boleh dibangun dengan konstruksi beton, berbeda dengan Kota Tangerang yang mendapat izin untuk hal tersebut,” tambahnya.
Selain titik-titik yang telah disebutkan, Pemkot juga menargetkan beberapa lokasi lain untuk penanganan banjir tahun ini.
“Selain penanganan di Villa Dago Tol, tahun ini fokus lainnya adalah wilayah Kricang dan sekitarnya, serta beberapa lokasi lain seperti Perumahan Vila Mutiara,” ungkap Robbi.
Dengan berbagai proyek yang direncanakan, Pemkot Tangsel optimistis bahwa permasalahan kemacetan dan banjir dapat teratasi secara bertahap. (GR)